Rabu, 20 Oktober 2010

CARPEN

ADA CINTA DIBIMBEL
Ghea Maharani melangkah kedepan papan pengumuman ditempat bimbelnya, kali ini matanya sedang melihat sebuah kertas yang menempel di dinding. Ia tersenyum bangga saat melihat namanya ada diperingkat pertama, mengalahkan teman-teman bimbel lainnya. “Wuih... Ghea lagi- Ghea lagi, bosen deh.” Ardhian merangkul Ghea. Ghea memandang Ardhian yang ada disampingnya.“Emang kenapa?”Ardhian menunjuk nama dibawah nama Ghea. “Sekali-kali ngalah dong, biar nama gue ada di posisi atas.”Ghea melet. “Ogah ah.” Ia melepas rangkulan Ardhian, lalu menuju ruang UNPAD. “Gue nggak mau ngalah untuk masa depan.”Ardhian berjalan disampingnya. “Tapi kan ini bukan ujian SNMPTN, sekali-kali ngalah dong buat gue, sahabat loe.”Ghea tersenyum manis, wajah Ardhian langsung memerah. Ghea tersentak melihat wajah Ardhian yang memerah, lalu berjalan mendahului Ardhian.Deg-deg... jantungnya berdetak kencang. Pokoknya gue harus konsen untuk tes SNMPTN, jangan mikirin Ardhian terus.“Ardhian, duduk disamping gue dong.” Panggil Prima dan Melly. “Kita mau nanya soal fisika.”Ardhian tersenyum sambil melirik Ghea. “Wah, fans-fans gue kok makin banyak ya?” Bisiknya pada ku. “Tanya sama Pak Dian aja, gue duduk disamping Ghea.”Prima menggerutu. “Ya udah, kita duduk disamping Ghea aja yuk.” Prima dan Melly akhirnya duduk disamping Ghea.Ghea memandang Ardhian yang sedang ngobrol dengan Prima dan Melly. Kenapa ada rasa sebel melihat Ardhian sama cewek lain? Kenapa Ardhian bisa tertawa selepas itu sama Melly, Prima?

Mata Ghea berkaca-kaca melihat namanya turun dua peringkat, ia berusaha tetap tenang walaupun sebenernya dia sedih, kenapa minggu ini prestasinya turun? Padahal dia berusaha mati-matian.
“Loe kenapa, Ghe?” Tanya Ardhian agak menunduk untuk melihat wajah Ghea. “Loe nangis? Kenapa?”
Ghea tersentak. “Cuma kelilipan kok, bukan kenapa-napa.” Ghea langsung berjalan meninggalkan Ardhian yang masihmemandangnya.
“Kenapa Ardhian bisa peringkat satu sih.” Ghea menggigit bibir bawahnya. “Nggak bisa dibiarin.”Ghea memang terobsesi banget sama tes SNMPTN, ia mengambil jurusan kedokteran UGM dan UNDIP. Dia nggak perduli sama apa-apa lagi selain bimbel dan SNMPTN pada tanggal 16-17 Juni nanti.
Ini gara-gara Ardhian, kalau aja dia nggak akrab sama Prima. Aku nggak bakal kepikiran sampai nggak belajar waktu tes. Kenapa aku jadi mikirin dia sih? Lagi pula nggak mungkin Ardhian mikirin aku.
“Loe kenapa sih?” Tanya Ardhian duduk disampingnya. “Gue duduk disini ya?”
Ghea gugup, ia lalu berdiri dan duduk disamping temannya yang lainnya, Ardhian kaget saat melihat Ghea menghindarinya.
“Dia kenapa sih?” Ardhian menggeleng-geleng sambil melihat sahabat kecilnya.
Akhirnya tentor Biologi-nya, kak Awan. Mahasiswa Unnes yang ikut mengajar dibimbel itu.“Oke, sekarang kakak kasih pertanyaan dan kalian jawab ya?” Kata Kak Awan sambil tersenyum. “Adiantum cuneatum dan Adiantum tranversum, itu berarti...”
Belum selesai kak Awan menyelesaikan pertanyaannya, Ghea menjawab.“Satu genus.” Ghea menjawab mantap.
“Satu genus dan spesies.” Ardhian yang ada dibelakang Ghea menjawab.
“Yup! Betul sekali Ardhian.” Kak Awan tersenyum. “Lalu poikiloterm?”
“Berdarah dingin.” Ardhian dan Ghea menjawab bersama-sama.Kak Awan mengangguk. “Kalian memang hebat, Ghea, Ardhian.”
Ghea menunduk. Gue harus lebih baik dari Ardhian, apapun yang terjadi cuma gue yang boleh jadi nomer satu.Ardhian memandang rumah Ghea, ia lalu melangkah kerumah Ghea. Sampai didepan rumah Ghea, Ardhian disambut oleh mama Ghea.
“Hai, Ardhian?” Tante Yani menyambut Ardhian. “Cari Ghea ya? Ghea-nya nggak ada, katanya bimbel.”
Ardhian tersentak. “bimbel? Dimana tante? Bukannya Ghea satu bimbel sama aku, hari ini kan nggak masuk?”
“Nggak tau kenapa, dia minta les lagi.” Raut muka tante Yani berubah. “Dia sepertinya tergila-gila sama belajar.”
“Mama, aku pulang.” Ghea menghampiri tante Yani dan Ardhian. “Eh! Ada Ardhian.” Raut wajah Ghea berubah. “Ada apa loe kesini?”
Tante menepuk pundak Ardhian. “Tante kedalam dulu ya?”Ghea duduk disamping Ardhian.
Ardhian mengamati wajah Ghea yang pucat dan kantung matanya terlihat jelas.“Loe kenapa sih? Kok ngindarin gue? Gue salah apa sama loe?”Ardhian tampak sedih. “Apa gara-gara masalah peringkat?”
“Bukan.” Ghea mengelak. “Gue cuma sedang berusaha lebih baik.”
“Bukan gini caranya? Loe kelihatan capek banget.”Ardhian memegang wajah Ghea. “Kalau mau belajar inget waktu juga dong.”
Wajah Ghea memerah, matanya berkaca-kaca. “Ini semua gara-gara loe.” Ghea menunduk. “Kalau loe nggak peringkat satu, gue nggak akan mati-matian gini.”
“Jadi cuma itu?” Tanya Ardhian sinis. “Pikiran loe sempit banget sih, gue kira pikiran loe luas, cuma gara-gara itu doang. Gue kecewa.”Ardhian berdiri dan berjalan meninggalkan Ghea.
Ghea terisak, ia lalu berlari mengejar Ardhian. “Bukan cuma itu, ini semua gara-gara loe, karena loe bikin gue suka sama loe!”Ardhian menoleh, wajahnya memerah.
“Apa?”
“Kalau aja kita nggak satu bimbel, kalau kita nggak satu sekolah dan nggak akrab, gue nggak akan gini!” Teriak Ghea sambil menangis.“Kalau nggak ada loe, gue nggak akan cinta sama loe, gue nggak akan sayang sama loe.”
Ardhian tersenyum lalu mendekati Ghea. “Jadi Ghea nyesel cinta sama Ardhian?” Ardhian menatap manja Ghea. “Padahal Ardhian sayang sama Ghea dari kecil.”Ghea tersentak kaget.
“Jadi loe?”
Cup! Ardhian mencium Ghea. “Ardhian sayang Ghea. Ardhian nggak mau kalau sampai karena sayangnya Ghea ke Ardhian bikin Ghea nggak nyaman.” Ardhian menggengam tangan Ardhian. “Kalau belajar, santai aja. Aku bakal ngalah masalah peringkat bimbel.”
Ghea terdiam sambil memikirkan sesuatu, ia lalu tersenyum. “Nggak, aku nggak mau kamu ngalah cuma buat aku. Aku akan berusaha sendiri, peringkat ku turun cuma gara-gara mikirin kamu yang dideketin banyak cewek. Tapi sekarang kamu kan punya aku, jadi aku nggak usah mikirin kamu lagi.”Ardhian tertawa lalu merangkul pundak Ghea.
“Jadi kamu nggak mau mikirin aku? Kamu tuh polos banget ya?” Ardhian lalu berjalan bersama Ghea. “Kita akan slalu sama-sama.”

             Akhirnya Tes SNMPTN berlalu, Ghea dan Ardhian diterima di UGM jurusan kedokteran, mereka jadi pasangan serasi dan pasangan yang pintar. Ghea nggak lagi mempermasalahkan peringkat lagi, karena menurutnya punya saingan itu lebih asyik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar