Ekonomi
konvensional, lahir dari paradigma enlightenment yang ditandai dengan pendekatan utama untuk mewujudkan kesejahteraan
manusia serta analisisnya tentang problem-problem manusia yang
bersifat sekuler. Sekuler di sini dimaksudkan sebagai lebih mementingkan
konsumsi dan pemilikan materi sebagai sumber kebahagiaan manusia, tanpa
mengindahkan peranan nilai moral dalam reformasi individu dan sosial, terlalu
berlebihan menekankan peranan pasar atau negara. Ia tidak memiliki komitmen
kuat kepada persaudaraan ( brother hood)
Di
balik kemajuan ilmu ekonomi yang begitu pesat, penuh inovasi, dilengkapi dengan
Metodologi yang semakin tajam, model-model matematika dan ekonometri yang
semakin luas untuk melakukan evaluasi dan prediksi, ternyata ilmu ekonomi tetap
memiliki keterbatasan untuk mengambarkan, menganalisa maupun memproyeksikan
kecenderungan tingkah laku ekonomi dalam perspektif waktu jangka pendek.
Meminjam istilah Chapra, ilmu ekonomi
Gejala
semakin menjauhnya ekonomi dari etika mendapat kritik tajam
dari berbagai kalangan. Hazel
Henderson mengungkapkan ketidak setujuannya pada sistem ekonomi modern yang
semakin jauh dari etika. Kritiknya tertuang dalam sebuah buku yang ia tulis
sendiri dengan judul
Bahkan pada
tahun 1971, Arthur Burns, seorang ekonom Amerika menyatakan bahwa aturan-aturan
ekonomi modern tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya. Karenanya ia mengakui
ekonomi modern telah dihadapkan pada jalan buntu. Demikian pula Milton Friedman
menyatakan hal yang serupa. Menurutnya para ahli ekonomi modern telah
menciptakan kerusakan besar terhadap masyarakat umum.Semua itu dikarenakan
paradigma ekonomi modern yang bertumpu pada pendekatan reduksionis dan parsial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar